Kamis, Maret 13, 2008

Catatan Launching KLP4 (Kagama Leadership Programs)


        Bulan lalu, tepatnya 19 Feb, saya ikut Launching Kagama Leadership Program yang ke-4 (KLP IV) di Hotel Ambhara, depan Blok M. Undangan yang saya terima lewat email dari temen dan milis mewanti-wanti untuk datang 0.5 jam sebelum acara dimulai. Aku pikir, tumben banget ada acara plus pesan untuk dateng lebih awal. Lalu saya coba cari pemakluman, oo... mungkin karena protokolernya kudu gitu, saya baca setidaknya akan datang (untuk ngisi) ada 2 menteri, 1 Jubir Presiden dan mungkin beberapa nama lain yang tidak saya inget, tapi bukan birokrat negara, walopun pejabat tapi di swasta jadi tidaklah 'segitunya' untuk protokoler.
Karena tidak ingin mempermalukan almamater (walopun toh kalo dipikir mereka satu almamater juga hehe...) Saya coba datang tepat waktu... Pagi2 sekali saya coba mruput ke Blok M eee.... ternyata yang ada cuman beberapa gelintir saja, sampai dengan jam "D" ternyata masih belum ada 20 % dari kapasitas ruangan. Bener2 aku merasa malu, apakah ini menegaskan salah satu typikal alumni UGM itu punya budaya jam karet ? (apalagi setelah acara aku tau ada orang non UGM yang ada, ada dari UI, wartawan foto dari Harian Jurnal Nasional yang aku kenal & ada juga anak ABA "YO" dan mungkin masih ada dari almamater lain).

        Beberapa yang ingin aku tulis mungkin sebagian besar merupakan catatan apa2 yang disampaikan Mas Taufiq Effendi (MenPAN) disamping beberapa yang lain entah Pak Rektor ato yang lain.

Selama ini kita (atau saya) sering mendengar tentang tipikal yang katanya terkenal punya sifat hardworker, integrity, trust, loyalty dst. baik berimplikasi/berkonotasi positif ato negatif. Kadang suka heran (terutama untuk yang sering dianggap jelek ato sering dicela seperti loyalitas tinggi n cocok untuk jadi pegawai pemda, nrimo-an, pendiam ato lembek karea gak berani ato males ngeluarin apa yang dipikiran, dst.) kenapa tetep saja dan seperti tidak diubah untuk menjadi lebih baik. Selain itu juga heran, kenapa yah karakter yang terbentuk jad seperti itu.
        Nah, Mas Taufiq kasih jawaban dari pertanyaan lamaku. menurut beliau, kultur anak UGM dengan anak ITB ato UI jadi berbeda karena kalo di Jogja kebanyakan mahasiswa pake sepeda, ontel atopun motor, ato naik biskota bahkan jalan kaki ud deket. Habis itu ya tidur, paling banter kalo gak ke Lab ya ke Perpus. Beda dengan di Bandung ato Jakarta. Mahasiwa disana sambil nynggu bis banyak lalu lalang mobil2 BMW ato Mercy sehingga muncul pikiran-pikiran : "kapan yah bisa seperti itu?" Akhirnya bikin motivasi untuk mencapai keadaan seperti yang dilihat itu.  oooo begitu yah, bisa juga
        Ada beberapa pesan buat adik2nya yg aku catat :

  1. Contoh Prof Moh Yunus yang baru dapet Nobel Perdamaian dengan Grameen bank-nya. Ia tinggalkan ilmu2 barat yang ia pelajari dan ia gali ilmu yang bisa diaplikasikan untuk membantu masyarakat. Dalam film2 barat selalu hepi ending, padahal realitas hidup tidak selalu demikian.
  2. Contoh Kol. Sanders yang ngiderin resep ayam gorengnya dan baru diterima di restoran ke-115 yang ditawarinya (yg pernah aku denger malah lebih banyak lagi). ulet, yakin dan kerjakeras. Sekarang bisa dilihat KFC tumbuh dimana2.
  3. Hindari BEJ : Balming Others, Excuses, Justify.
  4. Buat afirmasi dengan DOA. Doa itu kekuatan yang maha dahsyat dan keadaan skr ini dimana dia sedang menjadi mentri adalah afirmasinya ketika masih sekolah, belajar diatas got/selokan dibawah penerangan cahaya lampu jalan. Dengan aroma got dia sering meng-afirmasi dirinya, berdoa, bahwa suatu saat dia akan naik mobil ber plat nommor mobil pendek dengan bendera merah putih kecil diatasnya. Tell yourself..!II

REFLEKSI & TINDAKAN
(disadur dari presentasi MenPAN)

        Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu. Contohnya negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin).Di sisi lain –Singapura, Kanada, Australia & New Zealand– negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin. Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin.

        Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan. Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya

        Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia.Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban – tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

        Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan. Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting.
Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa
Lalu……. apa  perbedaannya?
        Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut.

Prinsip Dasar Kehidupan
  1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
  2. Kejujuran dan integritas
  3. Bertanggung jawab
  4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
  5. Hormat pada hak orang/warga lain
  6. Cinta pada pekerjaan
  7. Berusaha keras untuk menabung & investasi
  8. Mau bekerja keras
  9. Tepat waktu
  10. Tidak menyalahkan orang lain

Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut. Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik.
Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.

PEMIMPIN HARUS MENGUASAI  
  • SEJARAH BANGSA
  • GEO POLITIK & GLOBALISME
  • NO FREE LUNCH

Dalam hal kepemimpinan ini menarik kiranya membaca kembali sejarah Islam ketika khalifah Abu Bakar Sidiq berpidato saat dirinya dinobatkan sebagai khalifah I.
Dalam pidatonya beliau mengatakan,
“Wahai sekalian manusia, sekarang aku telah kalian angkat untuk memegang urusan kalian, padahal aku bukanlah orang terbaik diantara kalian. Karenanya, jika aku berjalan di atas kebenaran dan keadilan, maka dukunglah aku. Sebaliknya, jika aku menyimpang dari jalan kebenaran dan keadilan, maka luruskanlah aku.
Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun bila aku melanggar perintah-Nya dan tidak menjalankan sunnah Rasul-Nya, maka janganlah kalian mengikuti aku.” Selain sejarah di atas, penting kiranya bagi kita belajar kepemimpinan kepada tokoh-tokoh besar lainnya. Salah satunya adalah sosok kepemimpinan Nelson Mandela.
Coba kita perhatikan pernyataan beliau saat dirinya dilantik sebagai presiden.
“Saya tiga puluh tahun dipenjara. Kepala saya dikencingi. Adakah kalian yang lebih menderita dari saya? Tidak ada! Please rise your hand if one of  you suffer more than me.”
Kemudian Nelson Mandela melanjutkan pidatonya dengan mengatakan,
“Mulai hari ini saya maafkan semua kesalahan orang kulit putih. Siapa yang mengganggu orang kulit putih berhadapan dengan saya, Nelson M"

Masih banyak sih hal lain yang bisa disampaikan ulang, jika mood mungkin bisa saya tulis lagi next time.......

1 komentar:

Eko Eshape mengatakan...

saya pingin datang juga di acara itu, tapi kayaknya publikasinya kurang menggigit dan tidak jelas, sehingga ragu-ragu untuk datang

Kebetulan pas hari itu ada acara lain yang sudah kejadwal duluan, jadi ya cuma bisa menikmati blog ini aja.

Salam